Pandemi…. Corona… Istilah keren nyo Covid-19. Satu petaka nasional dan international yang menimbulkan banyak eskses negatif bagi jutaan ummat dan palaku pekerjaan, utamanya buruh lepas, pekerja harian dan banyak para pengusaha yang memperkerjakan tenaga kerja lokal.
Kehidupan ekonomi semenjak Corona berlalang buana di seantoro dunia seakan bungkem, melemah dan sampai pada kejadian Phk pada beberapa sektor lapangan kerja yang menghidupi masyarakat banyak.
Walau dalam kontek kenegaraan, negara melaksanakan harkat tuntutan undang-Undang Dasar, kesejahteraan Rakyat. Maka Negara berupaya untuk meningkatan keamanan pangan melalui bantuan
[27/5 13:29] Irwandi sulin: Bantuan kepada masyarakat melalui blt, dana desa dan beragam lainnya, disamping banyaknya bantuan dari beragam donatur, baik politikus, kepartaian, candididat dan lembaga masyarakat yang peduli, baik melalui metode langsung, ada yang di shoot dan ditayangkan, ada yang berfoto-foto dan disebarkan tentu dengan niat membantu masyarakat dan sekalian pamor popularitas peduli sosial, intinya adalah gerakan menyelamatkab kehidupan masyarakat terimbas corona.
Dalam kontek kehidupan perekonomian masyarakat, kita melihat bagaimana pandemi ini menerpa kehidupan sosial ekonomi, karena pilosofisnya adalah menjaga kerumunan, himbauan pemerintah agar masyarakat jangan berkumpul, dibatasi beraktifitas secara kelompok, sampai dengan hanya boleh beraktifitas di rumah saja, menjaga jarak dan ibadah pun diatur, dengan harapan bisa menghambat penyebaran virus ini
[27/5 13:29] Irwandi sulin: Kondisi ini tentu menghambat masyarakat untuk berbelanja secara terbuka di pasar, di mal dan tempat yang memungkinkan masyarakat berkumpul secara bersama dan berdesakan, secara faktual kondisi ini di beberapa tempat di Wilayah Negri ini masih berlangsung, mereka beraktifitas dan bergerak di lokasi pasar dan Mal, utamanya menjelang hari raya Id kemarin, sehingga akhirnya memunculkan istilah pandemi dengan istilah cluster yang menunjukan wilayah ditemuinya pasien tertimpa positif corona dan lainnya.
Dari segi pemenuhan ekonomi kebutuhan hidup ini terjawab dengan berkembangnya usaha sembako on-line dan semakin meningkatnya pendapatan dari pemilik usaha tradional “LAPAU SEMBAKO” tempat berbelanja diperkampungan atau kawasan perumahan.
Beberapa kali diskusi dengan pedagang dengan menanyakan adakah pengaruh corona ini terhadap pendapatan, rata-rata mereka menjawab alhamdullilah, jawaban mengembirakan, usaha kami memberikan hasil penjualan yang membaik, setidaknya pada sample kedai/lapau yang kita ajak diskusi, menunjukan hasil yang sama.
Kalau kita melihat pada dinamika ekonomi dan perputaran pemgunjung pembelanja sebenarnya menunjukan perobahan karakter berbelanja dari kebiasaan kepasar menjadi menggunakan sarana sekitar tempat tinggal, terutama dikawasan perumahan.
kita menyimpulkan bahwa sebenarnya kesadaran masyarakat untuk menghindari keramaian sudah maksimal, hanya muncul di jadwal belanja H-2 dan H-1 malam jelang lebaran, keramaian hanya tertumpuk pada toko-toko pakaian.
Keramaian, inilah yang sangat perlu diwaspadai terhadap peluang berkembangnya covid, jika memang ada sebaran dilokasi kwrsmaian pada hari-H-1/2 maka pada sjaat ini tentu masih dalam masa inkubasi.
strilisasi kawasan pasar tertentu perlu di awasi guna menghindari kemungkinan menyebarnya covid pada pada titik tertentu tersebut.
Hari ini, kita sudah memasuki fase New-Normal -penangan covid sudah memasuki fase ke 3 dari tahapan penangan pandemi tentu ada model baru yang perlu dipahami. Jangan menjadi rancu karena terlalu banyaknya infornasi dari beragam sumber yang pada akhirnya mempengaruhi kesadaran masyarakat.
Walau dengan adanya perkembangan akhir PSBB mengarah pada mulai dibukanya sarana -sarana umum, namun ini delematis, karena informasi dari juru bicara negara bidang penangan covid, sampai hari ini kita selalu menunjukan peningkatan serangan dan telah mencapai angka diatas 23.000 jiwa dan peningkatan significan masih diangka diatas 400 setiap harinya.
Hari ini didalam hiruk pikuknya pandemi dan recoveri ekonomi, hanya kita yang bisa menghambat virus berkembang, menjaga jangan virus ini mengalami perpindahan dan berkembang pesat kembal, jawaban menghentikan sebaran covid, adalah disiplin diri.
kita menghambat serangan corona ini dengan cara patuhi aturan yang ada, jaga kebersihan, cuci tangan, pakai masker, hindari kerumuman dan siapkan disenfektan, mari kita berbelanja dikedai/lapau sekitar rumah, karena kita tidak akan belanja banyak.
yakinlah, negara punya keterbatasan, karena jumlah penduduk negara kita mencapai 300 juta jiwa dan luas negara yang sangat luas dengan ragam karakter, dari sabang ke meroke, negara tidak akan mampu mengendong kita semua, maka kesadaran lah yang utama, jangan kita menambah sulitnya pemerintah menangkal serangan ini, dengan kondisi ketidak sabaran.
Kita syukuri, disiplin sudah ada walau belum merata, mari kita disadari, corona tidak akan pergi begitu saja, kalau kita tidak kompak menolaknya, corona tidak akan berdamai dan menghentikan seranganya, kalau kesempatan berkembang dan habitatnya masih disediakan, masih ada.
Himbauan kita bersama, mari kita akhiri hidup dalam keter-kungkungan, ketakutan dan menyendiri takut terkena sebaran.
akan mamakan waktu, untuk bisa kita normal kembali, hanya kebersamaan yang bisa mendorongnya.
kita akan masuk pada kondisi recovery, perbaikan ekonomi, maka biasakan dulu berbelanja dilapau dan jaga kerumunan sampai kita bisa aktif bersana.
Mari kita samakan.

